IKAN CUPANG (Betta Splendens)
Oleh : Oktafianus.MZ,
A.
Pengantar
Nama
Dagang : Siammese Fighting Fish
Daerah
Asal : Sumatera, Jawa, Thailand,
Singapura dan Malaysia.
Ikan
ini bersifat Carnifora dan sangat agresif, terutama yang jantan, sehingga
sering di gunakan sebagai ikan Aduan. Jika dicampurkan maka satu sama lainnya
akan saling menyerang.
Ikan cupang ada 2
jenis,:
1.
Cupang Adu, memiliki sirip pendek dan sangat
agresif sekali.
2.
Cupang Hias, disebut juga “Cupang Slayer”.
Memiliki sirip yang panjang dan berwarna-warni. Bersifat agak tenang dan kurang
agresif.
Ukuran
maksimal 6 cm. Berwarna sangat menarik dan bermacam-macam warna, diantaranya Biru, merah, hijau, albino, putih
atau kombinasi warna. Antara Jantan dan
Betina sangat mudah dibedakan, Cupang Jantan berwarna jauh lebih menarik dengan
sirip yang panjang dan bertubuh lebih langsing dibandigkan dari betinanya.
Setiap daerah asal
mempunyai ciri-ciri fisik tersendiri, asal dari sumatera agak besar dan asal
dari singapura lebih langsing.
Saat
ini telah banyak bermunculan varietas-varietas baru di pasaran sebagai hasil
dari silangan yang dilakukan para Hobiis dan petani peternak ikan hias. Salah
satunya silangan jenis Betta Splendens
dengan Betta Embelis yang
menghasilkan salah satu jenis cupang adu
yang kuat.
Ikan
Cupang dapat mengambil oksigen dari udara sehingga dalam pemeliharaan tidak begitu
memerlukan aerasi.
Suhu
pemeliharaan 28-30 0C (agak hangat). Keasaman air Netral (PH 6,8 –
7,0), dan Kekerasan Air 9 – 10 dH.
B.
Pembudidayaan
Indukan
akan mulai memijah pada usia 5-6 bulan. Wadah pemijahannya dapat berupa
Stoples, Bak, dan Aquarium. Pemijahannya dilakukan berpasang-pasangan.
Pemijahan dalam tempat yang besar seperti dalam bak dapat dibuatkan sekat-sekat
dari kayu, setelah pemijahan selesai sekat tersebut dikeluarkan dan larva
anakan dari sejumlah pasangan tadi dapat dipelihara secara bersama-sama.
Pada
saat pemijahan, induk jantan dimasukkan terlebih dahulu dalam wadah pemijahan.
Apabila jantan telah membuat busa yang banyak,barulah induk betina yang telah
matang telur dan siap untuk memijah
dicampurkan dengan jantan. Biasanya jantan akan menyerang betina dan menjadi akur beberapa menit setelah
pencampuran. Jika setelah sekian lama jantan tetap menyerang induk betina
dengan ganas terus menerus, sebaiknya betinanya diganti dengan induk betina
yang lain sampai pasangan tersebut menjadi akur.
Telur
yang yang dikeluarkan oleh betina akan dibuahi dan diambil oleh jantan dengan
mulutnya kemudian disusun pada sarang busa. Setelah memijah betina sebaiknya segera
dikeluarkan dari bak pemijahan, betina akan menepi disudut atau pojok wadah
pemijahan yang menandakan betina telah selesai memijah.
Telur
yang telah dibuahi akan menetas 2 - 3 hari kemudian. Induk jantan tetap
dibiarkan dalam wadah hingga tiga hari kemudian atau sampai busanya hilang.
Setelah
busanya hilang induk jantan dapat dikeluarkan dari wadah karena larva anakan
telah dapat berenang dengan bebas.
C.
Perawatan
Larva
Larva
ikan sering disebut juga dengan “Burayak”. Larva anakan diberi pakan dapat
berupa Rotifera, Infusoria atau kutu air yang disaring. 3 – 4 hari kemudian
larva sudah dapat diberi pakan kutu air besar dan cacing sutera (tubifex sp.).
Selama
perawatan larva ini dapat diberikan aerasi kecil, terutama abila kepadatan
larva cukup tinggi. Labirin baru terbentuk setelah larva berumur kurang lebih
12 hari, oleh karenyanya larva yang kecil belum bisa mengambil oksigen dari
udara.
Larva
sangat rentan terhadap kematian, berdasarkan pengalaman saya berikut Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam merawat
larva :
a) Jangan terlalu sering dilihat, akan mengakibatkan pejantan menjadi
gelisah dan sering bergerak yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup larva yang
masih sangat rentan.
b) Telat memberikan larva makan.
c) Terlalu cepat membersihkan air di wadah pemijahan. Sehingga larva
cupang kaget/stress. Sepelan apapun gelombang air yang ditimbulkan oleh selang
untuk menyedot sisa makanan, tetap saja mengganggu daya tahan larva.
d) Cupang jantan belum berpengalaman memelihara anakan,
sehingga pejantan memakan anakannya sendiri. Ini sering terjadi pada indukan
yang baru pertama dikawinkan. Walaupun tidak semuanya demikian, sebab
bergantung pula dari umur induk, jika induk sudah berumur lebih 5 bulan akan
dengan cepat beradaptasi dengan statusnya.
e) Kolam pemijahan dan pembesaran tidak diberi tumbuhan air
(misalnya Java moss atau enceng gondok). Hal ini bisa menjadi tempat berlindung
anakan cupang dan membantu tumbuhnya infusoria alami.
f) Tidak memberikan makan atau lupa memberi makan pada induk
jantan, sehingga larva yang seharusnya di jaga justru menjadi makanannya.
D.
Perawatan
dan Pemeliharaan
Pemeliharaan
hingga dewasa bisa dilakukan di dalam kolam yang diberi cukup tanaman air. Pemberian
Pakan dapat berupa kutu air dan jentik nyamuk. Pakan Cacing sutra atau disebut
juga cacing rambut (Tubifex sp.) juga bisa diberikan tetapi dapat menurunkan
kualitas warna ikan cupang.
Setelah dewasa
dilakukan pemisahan terhadap ikan jantan. Karena ikan jantan akan saling
menyerang dan berkelahi yang dapat mengakibatkan siripnya rusak, bahkan
mengakibatkan kematian. Pemisahan dengan
mempatkan masing-masing jantan ke dalam botol. 1 botol untuk 1 jantan.
Jika
keadaan memaksa memelihara dalam satu wadah karena keterbatasan tempat atau
sesuatu hal, masih dapat dilakukan dengan syarat didalam wadah cukup banyak
tanaman air yang cukup rimbun agar ruang gerak agak terbatas untuk menghindari
perkelahian.
E.
Penyakit,
Penanggulangan dan Pencegahannya
Penanggulangan
Penyakit, pengobatan dan pencegahannya dapat dilihat di bagian Pencegahan, Penanggulangan Hama danPenyakit Ikan Hias Air Tawar.
Tips
-
Daun Ketapang kering dapat digunakan untuk
menghasilkan kualitas warna yang bagus untuk ikan cupang dewasa dan memberi
warna yang lebih mengkilat. 1 lembar
daun ketapang kering cukup untuk 1 aquarium. Warna air akan menjadi
kekuning-kuningan setelah diberikan daun ketapang. Daun Ketapang juga sangat
berguna untuk mengatasi dan mencegah penyakit pada ikan cupang terutama yang
desebabkan oleh bakteri karena daun ketapang mengandung Asam humic dan tannin.
-
Ikan cupang dapat dijual setelah berumur 3 – 4
bulan atau setelah mencapai panjang 1,5 cm.
2 comments
Mantap .. Ini yang saya cari2. Buku-buku panduan sekarang harnganya mahal2. disini malah gratis, lengkap lagi .. Makasih Gan ... sangat menunjang sekali utk usaha saya yg baru akan saya mulai, makslum gan baru kena PHK ..... dan Memulai usaha baru mandiri.
Informasinya sangat membantu ...
Boleh minda format pdf nya atau buku printoutnya .
Terimakasih .. semoga sukses selalu.
Post a Comment